Transformasi PAM JAYA: Langkah Strategis Menuju SDGs

Transformasi PAM JAYA: Langkah Strategis Menuju SDGs

Iniloh.id – Wacana transformasi Perumda PAM JAYA menjadi Perseroan Daerah (Perseroda) kembali mencuri perhatian publik. Langkah ini dinilai bukan sekadar perubahan status hukum, melainkan strategi besar memperkuat efisiensi, memperluas investasi, dan mempercepat target layanan air bersih 100% bagi warga Jakarta pada 2029.

Transformasi ini sejalan dengan regulasi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta praktik tata kelola modern. Dengan status baru, PAM JAYA diharapkan lebih fleksibel dalam mengelola keuangan dan menarik investasi non-APBD hingga Rp 30 triliun untuk proyek infrastruktur air bersih.

“Transformasi ini bukan liberalisasi, tapi penguatan transparansi dan profesionalisme,” ujar Pramono, pengamat kebijakan publik dari Universitas Indonesia.

Bacaan Lainnya

Ia menilai model Perseroda akan membuat PAM JAYA lebih tangguh tanpa meninggalkan orientasi pelayanan publik.

Pemprov DKI Jakarta menegaskan perubahan status ini tidak akan mengubah fungsi utama PAM JAYA sebagai penyedia layanan publik. Pemerintah tetap menjadi pemegang saham mayoritas untuk menjaga tarif air tetap terjangkau dan kualitas layanan terjamin.

Meski begitu, sejumlah organisasi masyarakat sipil mengingatkan agar transformasi tidak menjadi pintu privatisasi air seperti masa lalu. Mereka mendesak adanya pengawasan publik yang kuat agar air tetap menjadi hak warga, bukan komoditas bisnis.

Sementara itu, praktisi ekonomi dari Universitas Islam Assyafiiyah, Agus Santhuso, menilai perubahan ini sebagai momentum memperkuat kapasitas kelembagaan dan finansial perusahaan.

“Transformasi ini membuat PAM JAYA lebih sehat dan efisien, tanpa kehilangan jati diri sebagai penyedia layanan publik,” katanya.

Agus menilai model Perseroda memungkinkan peningkatan investasi infrastruktur tanpa bergantung penuh pada APBD, namun menegaskan pentingnya tata kelola yang kuat.

“Kuncinya ada di governance. Kalau diawasi dengan baik, PAM JAYA bisa jadi contoh ideal BUMD publik yang efisien,” ujarnya.

Kajian akademis terbaru juga menyebut transformasi ini berpotensi mempercepat pencapaian SDG 6 (Air Bersih dan Sanitasi Layak). Melalui fleksibilitas keuangan, PAM JAYA menargetkan cakupan layanan air perpipaan 85% pada 2025, menekan kebocoran di bawah 25%, dan meningkatkan investasi tiga kali lipat.

“Perubahan ini adalah lompatan strategis menghadirkan air minum aman dan terjangkau bagi seluruh warga Jakarta,” tulis hasil kajian tersebut.

Namun para akademisi menegaskan, keberhasilan transformasi bergantung pada akuntabilitas, transparansi, dan partisipasi publik. Bila dijalankan dengan tata kelola kuat, PAM JAYA berpeluang menjadi model nasional reformasi sektor air: berkarakter publik, efisien, dan berkelanjutan.

Pos terkait