Iniloh.id – Tepat setahun lalu, pada tanggal 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.
Kini, setelah 12 bulan memimpin, pemerintahan mereka mencatat sejumlah pencapaian serta tantangan yang tak ringan.
Pencapaian Utama
1. Stabilitas nasional dan kemajuan infrastruktur daerah
Pemerintahan Prabowo-Gibran memperoleh pujian dari tokoh masyarakat di wilayah tertinggal seperti Papua, dimana pembangunan jalan, jaringan listrik dan akses air bersih mulai dirasakan oleh masyarakat lokal.
Koordinator Kementerian Pembangunan Infrastruktur menyebut bahwa tahun pertama menjadi “momentum penting” dalam realisasi program prioritas nasional “Asta Cita”.
2. Pertumbuhan dan kondisi ekonomi yang relatif stabil
Menurut laporan Kementerian Keuangan dan sejumlah media, ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan ini menunjukkan “arah yang lebih baik”, dengan pertumbuhan yang diproyeksikan tetap positif meskipun lingkungan eksternal menantang.
Presiden juga mengusung wacana “greednomics” memerangi praktik bisnis yang memanfaatkan rakyat kecil dalam pidato kenegaraannya.
3. Penekanan pada reformasi tata kelola, efisiensi anggaran
Di awal masa jabatan, Presiden menyebut bahwa fondasi pemerintahan harus kuat, dan meminta evaluasi keras agar “kesalahan kecil di awal” tidak berubah menjadi “penyimpangan besar di akhir”.
Beberapa program sosial dan kebijakan yang “pro-rakyat” seperti subsidi, bantuan sosial, dan skema kenaikan kesempatan kerja mulai disampaikan publik.
Tantangan & Catatan Kritis
1. Pelaksanaan program yang belum optimal
Meski banyak program diluncurkan, kritik muncul soal kualitas dan efektivitas implementasi.
Contohnya, program “Makan Bergizi Gratis (MBG)” yang menjadi salah satu program unggulan mencatat skor rendah dalam survei publik pertama satu tahun masa pemerintahan.
Evaluasi 100 hari menunjukkan bahwa beberapa janji belum terstruktur dengan baik dalam pelaksanaan, termasuk dalam aspek perencanaan dan tata kelola anggaran.
2. Pengawasan demokrasi dan peran aparat keamanan
Para pengamat menyoroti bahwa kekuatan eksekutif dan hubungan legislatif bisa terus menguat, sehingga pengawasan dan check-and-balance perlu diperkuat.
Meski stabilitas nasional disebut tercapai, muncul kekhawatiran soal kebebasan sipil dan peran militer yang diperluas meskipun belum menimbulkan krisis terbuka.
3. Harapan publik yang tinggi vs. realitas progres
Publik semula memberikan kepercayaan besar lebih dari 80% menyatakan puas dalam 100 hari pertama.
Namun, ketika program-program mulai berjalan dan audit mulai muncul, skeptisisme tumbuh mengenai seberapa cepat perubahan bisa terasa dan seberapa dalam dampaknya.
Pandangan ke Depan: Tiga Fokus Utama
Penguatan efektivitas program sosial dan infrastruktur:
Meskipun ada banyak inisiatif, kualitas pelaksanaan di lapangan termasuk di daerah tertinggal akan menjadi pembeda antara pencapaian biasa dan transformasi nyata.
Transparansi, akuntabilitas, dan demokrasi:
Memastikan bahwa pengawasan publik terhadap kebijakan, anggaran dan lembaga tetap kuat agar pemerintahan tidak terjebak pada dinamika kekuasaan semata.
Konsistensi kebijakan ekonomi makro dan fiskal: Dengan tantangan global (inflasi, tekanan eksternal), menjaga pertumbuhan sambil melindungi kesejahteraan rakyat menjadi kunci untuk mempertahankan momentum.
Kesimpulan
Setahun pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka bisa dikatakan sebagai tahun fondasi banyak program diluncurkan dan sejumlah hasil awal mulai terlihat, terutama dalam infrastruktur dan stabilitas nasional.
Namun, momentum ini masih harus dikawal dengan cepat agar janji-janji besar tidak hanya berhenti di deklarasi.
Publik kini akan menaruh perhatian pada apa yang terasa nyata, bukan hanya apa yang dijanjikan.






